Intermittent Fasting (IF) adalah salah satu metode diet yang cukup populer karena dinilai efektif dalam menurunkan berat badan dan meningkatkan metabolisme tubuh. IF bukan sekadar pola makan, tapi juga mengatur waktu makan secara ketat, misalnya hanya makan dalam jendela waktu tertentu seperti 8 jam, lalu berpuasa selama 16 jam. Meski terdengar sederhana, keberhasilan diet ini sangat bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi saat berada dalam jendela makan. Jadi, kamu harus konsisten untuk berhenti mengonsumi makanan yang harus dihindari saat diet ya!
Sayangnya, banyak orang yang menganggap bahwa selama jendela makan, mereka bebas makan apa saja. Padahal, kualitas makanan tetap menjadi faktor krusial dalam kesuksesan diet IF. Mengonsumsi makanan yang harus dihindari saat diet, seperti makanan olahan tinggi gula atau lemak trans, bisa menghambat pembakaran lemak, meningkatkan kadar gula darah secara drastis, dan membuat tubuh cepat lapar.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui makanan apa saja yang sebaiknya dihindari saat menjalani diet IF agar hasil yang diperoleh optimal dan berkelanjutan.
1. Makanan Olahan Tinggi Gula
Makanan seperti kue, donat, permen, minuman kemasan manis, dan sereal manis mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi. Saat kamu mengonsumsi makanan ini selama jendela makan, kadar gula darah akan melonjak drastis dan kemudian turun dengan cepat. Akibatnya, kamu akan merasa lapar lebih cepat, lemas, dan bahkan mudah tersinggung.
Selain itu, konsumsi gula berlebih juga memicu resistensi insulin dan menghambat proses pembakaran lemak selama masa puasa. Hal ini membuat tujuan utama IF untuk membakar cadangan lemak tidak tercapai secara maksimal. Karena itu, makanan tinggi gula jelas masuk dalam daftar makanan yang harus dihindari saat diet.
2. Gorengan dan Makanan Tinggi Lemak Trans
Selanjutnya, gorengan, makanan cepat saji, dan camilan kemasan seperti keripik umumnya mengandung lemak trans yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Lemak jenis ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), menurunkan kolesterol baik (HDL), serta meningkatkan risiko penyakit jantung.
Dalam konteks diet IF, makanan tinggi lemak trans juga memperlambat metabolisme dan membuat tubuh lebih sulit membakar lemak secara efisien. Selain itu, makanan ini cenderung membuat perut terasa berat dan menyebabkan gangguan pencernaan saat berpuasa. Maka tak heran jika lemak trans termasuk salah satu makanan yang harus dihindari saat diet jenis apa pun, termasuk IF.
3. Roti Putih dan Karbohidrat Olahan
Karbohidrat olahan seperti roti putih, pasta putih, dan nasi putih memiliki indeks glikemik tinggi yang menyebabkan lonjakan gula darah. Efeknya hampir sama dengan makanan manis, yakni rasa kenyang hanya sementara, dan tubuh akan kembali lapar dengan cepat.
Untuk diet IF yang efektif, kamu perlu menjaga kestabilan gula darah agar tidak mudah lapar selama jam puasa. Oleh karena itu, roti putih dan sejenisnya masuk dalam kategori makanan yang harus dihindari saat diet, karena tidak memberikan efek kenyang yang tahan lama.
4. Minuman Bersoda dan Minuman Energi
Kemudian, minuman bersoda dan minuman energi juga perlu dihindari. Sering dianggap sepele, padahal minuman ini mengandung kalori kosong dan gula dalam jumlah tinggi. Satu kaleng soda saja bisa mengandung lebih dari 30 gram gula—angka yang sudah melebihi batas harian yang disarankan.
Konsumsi minuman seperti ini saat jendela makan akan membuat tubuh lebih cepat mengalami lonjakan insulin dan menyulitkan proses ketosis (pembakaran lemak saat puasa). Inilah sebabnya mengapa minuman manis masuk dalam daftar makanan yang harus dihindari saat diet IF maupun diet lainnya.
5. Makanan Cepat Saji (Fast Food)
Fast food seperti burger, pizza, hot dog, dan fried chicken biasanya tinggi kalori, tinggi garam, dan minim nutrisi. Meski terlihat praktis dan mengenyangkan, makanan ini dapat menyebabkan inflamasi (peradangan) dalam tubuh dan memperlambat proses pencernaan.
Lebih dari itu, makanan cepat saji sering membuat tubuh ‘kecanduan’ dan sulit mengontrol porsi makan. Padahal dalam IF, kontrol asupan kalori selama jendela makan sangat penting agar tubuh tetap dalam defisit kalori. Maka, makanan cepat saji jelas merupakan salah satu makanan yang harus dihindari saat diet IF untuk menjaga kualitas nutrisi dan proses metabolisme tetap optimal.
6. Produk Olahan Daging Berpengawet
Sosis, nugget, kornet, dan daging olahan lainnya mengandung pengawet, natrium, dan lemak jenuh yang tinggi. Kandungan ini dapat meningkatkan tekanan darah, merusak mikrobioma usus, dan menyebabkan retensi air dalam tubuh.
Dalam diet IF, kamu disarankan memilih sumber protein alami seperti daging ayam tanpa kulit, ikan, telur, atau tahu dan tempe. Produk olahan daging berpengawet termasuk dalam daftar yang dilarang dikonsumsi karena bisa mengganggu fungsi tubuh saat masa puasa dan memperlambat proses pembakaran lemak.
7. Makanan Ringan Kemasan (Snack Ultra-Proses)
Tak hanya itu, makanan ringan kemasan seperti biskuit, wafer, popcorn instan, dan makanan ringan gurih lainnya biasanya tinggi gula, garam, dan bahan kimia tambahan. Makanan jenis ini tidak memberikan nilai gizi yang cukup, bahkan bisa mengganggu hormon lapar (ghrelin) dan kenyang (leptin).
Dalam jangka panjang, konsumsi snack ultra-proses selama diet IF bisa menyebabkan kamu makan berlebihan, sulit kenyang, dan akhirnya menggagalkan defisit kalori. Snack kemasan adalah contoh nyata makanan yang harus dihindari saat diet IF, terutama jika kamu ingin hasil yang maksimal dan berkelanjutan.
Diet Intermittent Fasting bukan hanya soal kapan kamu makan, tetapi juga apa yang kamu makan. Menghindari makanan yang harus dihindari saat diet, seperti gula tambahan, lemak trans, karbohidrat olahan, serta makanan ultra-proses adalah langkah penting untuk memastikan tubuhmu tetap dalam kondisi optimal untuk membakar lemak. Dengan memilih makanan yang lebih bernutrisi dan alami, kamu tidak hanya mendukung proses penurunan berat badan, tetapi juga menjaga kesehatan jangka panjang.